Katak dan Hujan

on Tuesday, March 31, 2009


Katak dan Hujan

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya
si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"

***************
Pesan Moril :

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, pasti akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.


upacara bendera Senin pagi... sekedar ritual atau ...???

on Monday, March 30, 2009


Upacara bendera, yang dilaksanakan setiap hari senin pagi oleh anak-anak sekolahan mau SD, SMP ataupun SMA hanya sekedar ritual saja. kenapa???

selama ini aku memang hanya amati di sekolah tertentu (yaitu di SMPX, yang maaf tidak bisa disebutkan namanya...) upacara hanya seperti berdiri atau berjemur di pagi hari,,, just it!
sementara maknanya???
mungkin kalo siswa/i ditanya tentang makna upacara bagi mereka...
mmmmh...
yakin deh jawabannya...salah satu dari ungkapan ini:
1. kerna peraturan sekolah
2. ngga mau dimarahin guru
3. hanya ikut-ikutan temen aja
ataupun alasan lainnya,,,,,

coba aku flashback ke zaman sekolah dulu, ngga zadul-zadul amat sich (mungkin tahun 2000an), setiap senin... upacara kayaknya masih khusyuk dilaksanakan. dan rasa nasionalis itu masih ada. minimal saat bendera dikibarkan kita semua pasti menghormat (hormaaaaaaaaaaat grak!). tapi sekarang... mm, boro-boro hormat. untuk berdiri saja mungkin susah kali ya...


Apa yang salah ya...???
padahal upacara itu mengandung banyak hikmah dan pelajaran, disamping untuk menumbuhkan rasa nasionalis kebangsaan. Upacara juga dapat menumbuhkan kedisiplinan, kesabaran dan tentunya kesyukuran bagi yang khusyuk upacaranya.

Kalimat berikut mungkin bisa direnungkan!!!

dulu... untuk merdeka (artinya tidak ada pengekangan dari pihak manapun) sangat amat susah. Bahkan untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesiapun sangat susah. untuk mengkonsumsi hasil panen sendiri susah, mendapatkan air bersih susah sampe untuk dapat mengibarkan bendera merah putih, sebagai rasa nasionalis, pejuang harus sampai menaiki gedung dan merobek bendera lain,(kebayangkan susahnya): ini buku sejarah yang nulis loh...

tapi... sekarang,
Alhamdulillah ketika merdeka itu sudah kita raih, untuk berdiri mungkin tidak lebih dari 30 menit aja kok rasanya sulit ya....

coba kita pikirkan
coba kita hargai perjuangan para pahlawan yang untuk merdeka, mereka harus mengucurkan darah dan mengorbankan nyawa. Sementara kita, hanya berkorban keringat (yang mungkin tidak sampai seember) saja, kok rasanya sulit ya...

aku tidak menuntut kesempurnaan orang lain...
aku hanya mencoba untuk saling mengingatkan dan berbagi dengan sesama akan pentingya mempelajari masa lalu, sebagai bahan evaluasi diri

aku tidak mau melihat bangsa ini hanya menjalankan ritualnya di senin pagi
aku ingin setiap siswa melaksanakan upacara bendera karena rasa kebangsaannya yang tinggi. just it...!

Coz of that..

yup...
untuk upacara yang sarat dengan makna
mari kita bersama...
merenungi segala cita
para pahlawan yang mulia...

hanya dengan berdiri....
di senin pagi
dengan kekhusyu'an hati
kita hormati
perjuangan para pahlawan yang tak kenal henti...

bismillah...

characteristic of materials

on Wednesday, February 25, 2009

canging state

teeth and eating

on Tuesday, February 24, 2009

plants and animals

magnet and spring